Suatu hari, hiduplah sebuah hati Muda yang sangat energik, bersinar, sempurna, dan kuat. Yang memandang dunia begitu indah dan berwarna.
Ketika sang hati mulai beranjak remaja dan dia mencoba melakukan pelayaran. Pelayaran bersama orang yang ditemuinya di tengah perjalanan. Pada awal mencoba pelayaran, hanya sebentar kapal kecil mereka mengalami gangguan. Membuat mereka memutuskan untuk kembali ke dan berpisah untuk mencari kapal yang lain.
Sang hati remaja mungkin terluka, namun dengan cepat luka itu sembuh, karena Sang hati yang begitu kuat dan mempunyai sinar serta energi yang menjadi penyembuhnya.
Ketika sang hati beranjak dewasa, dan sedikit banyak bisa belajar dari pengalaman remanjanya.
Dia tak lagi menggunakan kapal-kapal kecil untuk mengarungi lautan.
Dia kembali bertemu dengan hati yang lain yang ingin mengarungi lautan bersama.
Tapi sayang, kapal mereka tak cukup kuat menahan badai yang menghadang.
mereka pun menyerah. Namun tak kalah.
Sang hati bangkit merakit kembali kapalnya, namun secara terpisah dengan teman berlayarnya.
Sang hati dewasa mungkin terluka dan menyisakakan goresan goresan samar di tubuhnya akibat kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi dalam pelayarannya namun hal tersebut tak membuatnya menyerah.
Sang hati kembali menata kapalnya.
Kapal yang begitu kokoh dan kuat. Kapal yang dibuat dengan hampir menghabiskan seluruh cahaya, energi dan kekuatannya.
Kali ini sang hati kembali berencana melanjutkan pelayarannya bersama hati yang baru ditemuinya namun sangat dipercayainya. Sayangnya...
Hal buruk terjadi.
Ditengah arus yang tenang, tiba-tiba sang hati di tusuk dan dijatuhkan ditengah lautan begitu saja oleh orang yang sangat dipercayainya.
Sang hati terlempar, terombang-ambing, bahkan sering kali tenggelam.
Menggunakan sisa-sisa kekuatan dan sinarnya untuk bertahan tanpa ada apapun yang bisa dijadikan pegangan. Tak sanggup untuk kembali ketepian.
Tak pernah berharap jika ada hati yang tiba-tiba menolongnya. Bahkan terpikir pun juga tidak.
Hanya pasrah menunggu kematian datang menjemput.
Keajaiban terjadi.
Ditengah keputusasaan, sang hati mendapat pertolongan.
Sang hati yang kedinginan, ketakutan dan terluka.
Yang memandang dunia hanya berwarna kelabu diselamatkan oleh hati yang begitu tulus.
Mengembalikan seluruh warna dan mengobati trauma serta menerima seluruh bekas luka yang ada.
Hari-hari pelayaran dilewati dengan penuh senyuman.
Namun, suatu ketika, ketika hampir mencapai tujuan. kapal mereka menabrak karang..
Kapal mereka bocor dan akhirnya memutuskan menggunakan perahu cadangan.
Masing masing.
Berdampingan namun tak bersama.
Berusaha sendiri untuk mendayung.
Kadang terpisah dan menjauh karena ombak dan kabut yang mengganngu.
Tak terlihat. Tak bersama. Sendiri.
Sang hati yang pernah sekarat tak cukup kuat untuk mendayung sendiri.
Sang hati yang seharusnya mati.
Berusaha sekuat tenaga yang tersisa, berusaha dengan keyakinan akan sampai tujuan dan bersama hati yang telah menolongnya.
Berusaha hingga mungkin tak sadar akan mati sebelum tiba di tempat tujuan.
Kelaparan tanpa makanan.
Kedinginan tanpa selimut hangat.
Dan terluka tanpa ada yang mengobati.
Kisah sang hati belum selesai, kisah sang hati masih terus berlanjut selama sang hati yang dimiliki mentari masih bisa menyisakan setitik cahaya. Walaupun hanya cahaya redup dan hampir padam.
-MTRNDN
Ketika sang hati mulai beranjak remaja dan dia mencoba melakukan pelayaran. Pelayaran bersama orang yang ditemuinya di tengah perjalanan. Pada awal mencoba pelayaran, hanya sebentar kapal kecil mereka mengalami gangguan. Membuat mereka memutuskan untuk kembali ke dan berpisah untuk mencari kapal yang lain.
Sang hati remaja mungkin terluka, namun dengan cepat luka itu sembuh, karena Sang hati yang begitu kuat dan mempunyai sinar serta energi yang menjadi penyembuhnya.
Ketika sang hati beranjak dewasa, dan sedikit banyak bisa belajar dari pengalaman remanjanya.
Dia tak lagi menggunakan kapal-kapal kecil untuk mengarungi lautan.
Dia kembali bertemu dengan hati yang lain yang ingin mengarungi lautan bersama.
Tapi sayang, kapal mereka tak cukup kuat menahan badai yang menghadang.
mereka pun menyerah. Namun tak kalah.
Sang hati bangkit merakit kembali kapalnya, namun secara terpisah dengan teman berlayarnya.
Sang hati dewasa mungkin terluka dan menyisakakan goresan goresan samar di tubuhnya akibat kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi dalam pelayarannya namun hal tersebut tak membuatnya menyerah.
Sang hati kembali menata kapalnya.
Kapal yang begitu kokoh dan kuat. Kapal yang dibuat dengan hampir menghabiskan seluruh cahaya, energi dan kekuatannya.
Kali ini sang hati kembali berencana melanjutkan pelayarannya bersama hati yang baru ditemuinya namun sangat dipercayainya. Sayangnya...
Hal buruk terjadi.
Ditengah arus yang tenang, tiba-tiba sang hati di tusuk dan dijatuhkan ditengah lautan begitu saja oleh orang yang sangat dipercayainya.
Sang hati terlempar, terombang-ambing, bahkan sering kali tenggelam.
Menggunakan sisa-sisa kekuatan dan sinarnya untuk bertahan tanpa ada apapun yang bisa dijadikan pegangan. Tak sanggup untuk kembali ketepian.
Tak pernah berharap jika ada hati yang tiba-tiba menolongnya. Bahkan terpikir pun juga tidak.
Hanya pasrah menunggu kematian datang menjemput.
Keajaiban terjadi.
Ditengah keputusasaan, sang hati mendapat pertolongan.
Sang hati yang kedinginan, ketakutan dan terluka.
Yang memandang dunia hanya berwarna kelabu diselamatkan oleh hati yang begitu tulus.
Mengembalikan seluruh warna dan mengobati trauma serta menerima seluruh bekas luka yang ada.
Hari-hari pelayaran dilewati dengan penuh senyuman.
Namun, suatu ketika, ketika hampir mencapai tujuan. kapal mereka menabrak karang..
Kapal mereka bocor dan akhirnya memutuskan menggunakan perahu cadangan.
Masing masing.
Berdampingan namun tak bersama.
Berusaha sendiri untuk mendayung.
Kadang terpisah dan menjauh karena ombak dan kabut yang mengganngu.
Tak terlihat. Tak bersama. Sendiri.
Sang hati yang pernah sekarat tak cukup kuat untuk mendayung sendiri.
Sang hati yang seharusnya mati.
Berusaha sekuat tenaga yang tersisa, berusaha dengan keyakinan akan sampai tujuan dan bersama hati yang telah menolongnya.
Berusaha hingga mungkin tak sadar akan mati sebelum tiba di tempat tujuan.
Kelaparan tanpa makanan.
Kedinginan tanpa selimut hangat.
Dan terluka tanpa ada yang mengobati.
Kisah sang hati belum selesai, kisah sang hati masih terus berlanjut selama sang hati yang dimiliki mentari masih bisa menyisakan setitik cahaya. Walaupun hanya cahaya redup dan hampir padam.
-MTRNDN
always hope the story end with me happily
BalasHapus